Friday 28 September 2007

Miss U Mom...

Ini adalah lebaran ketigaku...
Lebaran kali ini saya merasa lebih senang dari lebaran tahun lalu...dan tahun sebelum tahun lalu. Sedikit bercerita,semoga bisa diambil hikmahnya ya...
Lebaran pertama,dua tahun yang lalu. Saat itu saya ada di pertengahan tahun pertama kuliah. Pada 2 minggu menjelang Idul Fitri, ibu telepon dengan suara yang bisa dipastikan habis menangis. Saya agak takut,kalau-kalau ibu tahu mengenani hal yang selama ini saya rahasiakan. Ternyata benar,ibu tahu bahwa saya telah menjadi muslim. Ayahlah yang memberitahu ibu. Setelah itu,ayah,ibu dan seorang adik saya menjemput saya ke kos. Di kamar kos saya, saya dan ibu saya hanya diam saja. Hingga akhirnya,Ibu saya menangis...Saya saat itu rasanya ingin menangis juga,tapi saya tidak boleh melakukannya.Saya harus tegar. Akhirnya Ibu mulai berbicara.
"Kok anda samapi berani berbuat begitu...Apa tidak berpikir perasaan ibu..."ibu mengatakannya sambil terus menangis.
Tiba-tiba hati saya rasanya nyeri sekali,bayangkankan saja bagaimana perasaanmu ketika orang yang dekat denganmu-ibu- memanggilmu dengan 'anda'? Saya berusaha untuk menjawab dengan tenang dan tanpa emosi. Kemudian ibu menyuruh saya untuk ikut pulang saat itu juga. Ayah dan adik masih menunggu di mobil. Awalnya saya tidak mau pulang dengan alasan tertentu. Tapi ibu memaksa saya dan akhirnya saya ikut pulang. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, di dalam mobil hanya berisi 1 obrolan,'keheningan'. Rasanya saya ingin berteriak dan minta turun. Tapi tetap saya harus menjaga emosi saya.
Akhirnya sesampai di rumah,ibu langsung masuk ke kamar dan menutup pintu. Saya yang sedang bingung juga memutuskan untuk masuk kamar. Ayah sayalah yang akhirnya jadi bingung. Beliau memang sudah tahu lama kalau saya sudah hijrah.Tapi beliau menyetujui kepindahan saya,jadi saya sangat terbantu dengannya. Keesokan paginya,ibu mengemasi barang-barang dan mengatakan hendak pergi dari rumah. Beliau menyuruh saya memilih, Ibu atau Islam. Bagaimana saya bisa memilih salah satu di antaranya sedangkan keduanya sangat penting bagi saya.
Saya pun mengatakan bahwa saya pilih keduanya. Dan ibu memutuskan untuk pergi. Sebelum ibu beranjak,saya mencegah beliau dan mengatakan kepa beliau, biar saya saja yang pergi. Akhirnya,tas berisi pakaian yang semalam saya kemas untuk dibawa pulang ke rumah,saya kemasi lagi dan beranjak pergi. Ayah menyusul saya. Beliau bilang mau mengantarkan saya. Sebenarnya saya bingung,mesti ke mana...Di kos tak ada orang karena sudah masuk libur lebaran. Ada beberapa teman di kampus yang menawari menginap,tapi saya tidak diijinkan untuk menginap oleh ayah.
Akhirnya saya memtuskan untuk ke kos saja. Di perjalanan, ayah meminta maaf pada saya. Rasanya pipi saya sudah basah saat ayah mengatakannya.Mungkin,saat menulis ini pun saya jadi ingin menangis. Ayah minta maaf karena gara-gara ayahlah,saya jadi begini. Padahal,ayah saya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang semua ini...dst.
Lebaran pertama penuh intrik. Tak ada warung makan yang buka,saya harus menyiapkan makan untuk buka dan sahur sendiri. H-4lebaran, ayah sakit dan harus diopname. Beliau menolak. Beliau hanya ingin supaya saya diizinkan pulang. Sayapun pulang. Ibu masih terus diam sejak saat itu. Bicara hanya seperlunya saja. Dan saya harus sholat sembunyi-sembunyi,sampai lebaran berikutnya tiba.
Lebaran kedua,tak jauh berbeda.Hampir sama. Selama puasa,saya banyak pulang ke rumah daripada di kos. Dan tak ada makanan untuk buka ataupun sahur. Yah,seperti itulah...masih sholat sembunyi-sembunyi,pakai jilbab sembunyi-sembunyi,hingga lebaran ketiga saya kali ini.
Lebaran ketiga, bulan ini. Ada sedikit perubahan,alhamdulillah ya Allah. Setiap kali pulang,telah ada makanan untuk buka ataupun sahur. Ibu juga sudah tidak memaksa-maksa saya lagi untuk ikut ke gereja bersamanya...Walaupun tetap,sholat sembunyi-sembunyi dan ketika pulang dari kampus ke rumah harus melepas kerudung. Tapi saya sudah cukup senang dengan perubahan ini. Paling tidak,sekarang ibu sudah bisa ngobrol lagi dengan saya walaupun masih terbatas. Yang jelas,nggak semua orang bisa merasakan apa yang saya alami,dan saya bangga akan hal itu.
Maka,kalau boleh saya berdoa untuk Ramadhan kali ini, saya berdoa supaya ibu menerima saya dengan islam saya, dan agar saya,suatu saat, bisa sholat berjama'ah dengan ayah,ibu,dan adik2 saya. Amin.
Bersyukurlah teman,yang bisa menikmati hidangan berbuka dan santapan sahur dengan keluarga kalian apapun lauknya...bersyukurlah kawan,memiliki teman yang senantiasa mau menolongmu ketika susah walaupun kadangkala berselisih...bersyukurlah kawan,engkau masih diberi kesempatan untuk sholat berjama'ah dengan orang-orang yang tercinta...
Bersyukurlah...dan....bersyukurlah...

EMBARASSING EXPERIENCE

Hm..hm..hm..
Minggu lalu kuliah TEFL II dengan dosen bapak Gun. Awalnya menarik,saya dan seorang teman di samping saya sedang aktif-aktifnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang dosen. Tapi lama-kelamaan saya mengantuk dikarenakan kuliah yang insya Allah pasti membuat ngantuk itu. Untuk mengatasi rasa kantuk saya dan teman di samping saya itu (saya lupa apakah dia ngantuk atau belum) kami biasanya berusaha saling membantu untuk menjaga mata kami tetap terbuka. Tapi kemudian sang dosen marah,
"Stop doing that! That's childish! I don't like it"
Kami pun terdiam dan seketika itu rasa kantuk kami hilang entah kemana. Tapi kemarahan sang dosen tidak berhenti sampai di situ,beliau menegeluarkan pernyataan yang membuatku sebenarnya ingin menjawab semua yang dikatakannya,
"People might think that u,both,are homosexual",he said.

Hah?!!! Coba pikir, kita sedang kuliah Pak...emang kita ngapain. Apa salah kalau saling menghilangkan rasa kantuk? Seharusnya bapak itu inrospeksi diri,kenapa kok mahasiswa-mahasiswa bapak mengantuk dan banyak yang hanya diam ketika mata kuliah bapak. Padahal bapak mengajari kami bagaimana mengajar yang baik dan tidak membosankan. Harusnya bapak mempraktekkan apa yang bapak ajarkan dong! Mengatakan bahwa seseorang itu homoseksual atau tidak, saya pikir tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang sedang kami dan kita lakukan! Do assessment to your way of teaching,Sir!

Itu tadi cuma ada di dalam hati saja. Berhubung bulan puasa, dan saya rasa apa yang ada dalam hati saya hanya akan memperkeruh suasana, saya urungkan niat untuk melontarkannya. Dan kemudian saya dan teman-teman yang lain hanya berusaha untuk mendengarkan dengan teliti (mencoba mendengarkan walau sebenarnya tidak ingin) apa yang dikatakan oleh sang dosen.
Dan saya memilih cara balas dendam yang lain untuk saya lakukan pada dosen tersebut, bahwa saya pasti bisa berhasil dengan baik di mata kulaih tadi. Caranya? Ya dengan aktif menanggapai pertanyaan bapaknya walaupun kadang-kadang jawaban saya salah.
Kemudian pada suatu hari,saya harus menghadap Ketua Program saya untuk konsultasi masalah kegiatan yang akan HMP kami adakan, dan sang dosen yang saya ceritakan tadi,duduk di samping Kaprog saya. Agak was-was juga kalau-kalau sang dosen mengungkit-ungkit masalah homoseksual di depan Kaprog saya itu. Bukannya apa-apa, tapi dalam semua mata kuliah yang diajarkan oleh Kaprog saya tersebut,saya dan teman di samping saya yang tadi saya sebutkan,selalu mendapat IP yang lumayan dan kami menjadi mahasiswa yang baik (karena sang dosen juga mengajar dengan baik). Nah,pas saya mau undur diri dari Kaprog,sang dosen tadi menyapa saya,
"You are the girl,right?"
"The girl?"
"Ya,the girl who never sad. Like you have no problem at all"
"Ha?I've ever felt sadness too..."
dan bla..bla..bla..
Kupikir bapaknya mau mengungkit-ungkit masalah tadi,ternyata,hanya untuk mengatakan bahawa saya adalah gadis yang tak pernah bersedih. Ya,komentar yang sudah biasa terdengar.Ye...untung bapaknya tidak membahasa masalah yang terjadi di kelasnya.Pfuf....
ps: sebenarnya sampai sekarang saya masih kesal setengah mati sama pernyataan dosen saya tersebut.Tapi, lupakan...Justru malah jadi motivasi kok. Ya,masih kesal sih...Eh,nggak boleh! Lha gimana lagi,hati kan nggak bisa dipaksa untuk lupa begitu saja.
Untuk bapak dosen,saya mohon maaf karena kisah ini tertulis di sini. Hanya sekedar mencurahkan perasaan. He3...

Tuesday 25 September 2007

Bulan Buka Bersama

Seperti yang kita tahu bahwa kita sekarang sedang berada di dalam bulan penuh berkah dan ampunan,bulan Ramadhan. Dipandang dari segi ekonomi saja sudah kelihatan kan, banyak muncul warung-warung dadakan selam bulan puasa ini. Entah itu warung kolak atau es buah, warung untuk makan sahur, atau stan yang tiba-tiba muncul di pinggir jalan saat waktu berbuka tiba. Nah, di bulan ini,ada satu hal yang selalu menjadi agenda wajib di kampus. Ada yang tahu? Ya, buka bersama.
Tercatat tahun ini merupakan tahun buka bersama terbanyak untuk saya. Bayangkan saja, baru kemarin buka bersama Panitia BREAK OUT-ospek-, trus ada lagi buka bersama Himpunan Mahasiswa Program ESA -English Student Association-, trus tadi baru saja ada buka bersama BEM FKIP dan HMP-HMP di fakultas juga bapak-bapak Dekan dan Pembantu Dekan, besok lagi ada buka bersama teman-teman anggota asistensi, lalu setelahnya ada buka bersama Mantan Pengurus BEM tahun lalu, kemudian ada lagi buka bersama teman-teman Program Bahasa Inggris angkatan 2005,lalu tidak ketinggalan buka bersama teman-teman lama SMP,menyusul kemudian dengan teman-teman lama SMA. Dan tolong dicatat ya, hampir semua acara tadi NGGAK GRATIS! Dengan kata lain, kami harus mengeluarkan uang lebih kan...Sungguh merupakan pemborosan.
Harusnya bulan ini bisa lebih irit,tapi malah sebaliknya,uang semakin terkuras banyak gara-gara buka bersama. Tapi jangan beranggapan bahwa saya tidak setuju dengan kegiatan semacam ini,tentu saya juga senang karena kami bisa berkumpul lagi setelah lama tak bertemu dengan teman-teman lama.
Ya...semoga saja,meskipun kita disibukkan dengan agenda buka bersama,kita tidak melupakan kewajiban kita untuk ber-ZIS (zakat;infak,sedekah).
Semoga ALLAH menjadikan kita umat yang senantiasa bersyukur kepadanya. Amin.

Tuesday 18 September 2007

Nyekar...

Bulan puasa telah tiba. Tapi sampai sekarang aku belum sempat nyekar ke makam nenek dan adikku...
Kegiatan di kampus yang padat, membuat kesempatan untuk sekedar mudik jadi semakin kecil. Ramadhan kali ini pun suasananya terasa beda,tidak se'ramadhan' biasanya. Entahlah,tapi nuansa ramadhan kali ini kurang begitu kentara...Padahal ini Solo!Bukannya apa-apa sih,tapi kan katanya Solo kota yang lumayan religius,kota di mana semua agama tumbuh dengan pesatnya...
Kembali ke topik awal, kapan ya bisa nyekar ke makam nenek dan adekku...