Friday 28 September 2007

EMBARASSING EXPERIENCE

Hm..hm..hm..
Minggu lalu kuliah TEFL II dengan dosen bapak Gun. Awalnya menarik,saya dan seorang teman di samping saya sedang aktif-aktifnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang dosen. Tapi lama-kelamaan saya mengantuk dikarenakan kuliah yang insya Allah pasti membuat ngantuk itu. Untuk mengatasi rasa kantuk saya dan teman di samping saya itu (saya lupa apakah dia ngantuk atau belum) kami biasanya berusaha saling membantu untuk menjaga mata kami tetap terbuka. Tapi kemudian sang dosen marah,
"Stop doing that! That's childish! I don't like it"
Kami pun terdiam dan seketika itu rasa kantuk kami hilang entah kemana. Tapi kemarahan sang dosen tidak berhenti sampai di situ,beliau menegeluarkan pernyataan yang membuatku sebenarnya ingin menjawab semua yang dikatakannya,
"People might think that u,both,are homosexual",he said.

Hah?!!! Coba pikir, kita sedang kuliah Pak...emang kita ngapain. Apa salah kalau saling menghilangkan rasa kantuk? Seharusnya bapak itu inrospeksi diri,kenapa kok mahasiswa-mahasiswa bapak mengantuk dan banyak yang hanya diam ketika mata kuliah bapak. Padahal bapak mengajari kami bagaimana mengajar yang baik dan tidak membosankan. Harusnya bapak mempraktekkan apa yang bapak ajarkan dong! Mengatakan bahwa seseorang itu homoseksual atau tidak, saya pikir tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang sedang kami dan kita lakukan! Do assessment to your way of teaching,Sir!

Itu tadi cuma ada di dalam hati saja. Berhubung bulan puasa, dan saya rasa apa yang ada dalam hati saya hanya akan memperkeruh suasana, saya urungkan niat untuk melontarkannya. Dan kemudian saya dan teman-teman yang lain hanya berusaha untuk mendengarkan dengan teliti (mencoba mendengarkan walau sebenarnya tidak ingin) apa yang dikatakan oleh sang dosen.
Dan saya memilih cara balas dendam yang lain untuk saya lakukan pada dosen tersebut, bahwa saya pasti bisa berhasil dengan baik di mata kulaih tadi. Caranya? Ya dengan aktif menanggapai pertanyaan bapaknya walaupun kadang-kadang jawaban saya salah.
Kemudian pada suatu hari,saya harus menghadap Ketua Program saya untuk konsultasi masalah kegiatan yang akan HMP kami adakan, dan sang dosen yang saya ceritakan tadi,duduk di samping Kaprog saya. Agak was-was juga kalau-kalau sang dosen mengungkit-ungkit masalah homoseksual di depan Kaprog saya itu. Bukannya apa-apa, tapi dalam semua mata kuliah yang diajarkan oleh Kaprog saya tersebut,saya dan teman di samping saya yang tadi saya sebutkan,selalu mendapat IP yang lumayan dan kami menjadi mahasiswa yang baik (karena sang dosen juga mengajar dengan baik). Nah,pas saya mau undur diri dari Kaprog,sang dosen tadi menyapa saya,
"You are the girl,right?"
"The girl?"
"Ya,the girl who never sad. Like you have no problem at all"
"Ha?I've ever felt sadness too..."
dan bla..bla..bla..
Kupikir bapaknya mau mengungkit-ungkit masalah tadi,ternyata,hanya untuk mengatakan bahawa saya adalah gadis yang tak pernah bersedih. Ya,komentar yang sudah biasa terdengar.Ye...untung bapaknya tidak membahasa masalah yang terjadi di kelasnya.Pfuf....
ps: sebenarnya sampai sekarang saya masih kesal setengah mati sama pernyataan dosen saya tersebut.Tapi, lupakan...Justru malah jadi motivasi kok. Ya,masih kesal sih...Eh,nggak boleh! Lha gimana lagi,hati kan nggak bisa dipaksa untuk lupa begitu saja.
Untuk bapak dosen,saya mohon maaf karena kisah ini tertulis di sini. Hanya sekedar mencurahkan perasaan. He3...

No comments: