Monday 1 October 2007

THE FREEDOM WRITERS

Pernah nonton film dengan judul di atas teman-teman? Kemarin aku menontonnya sendirian di kamar kos. Kalau ga salah hari Sabtu agak siang,setelah beres-beres kamar dan mengerjakan tugas merangkum buku dari salah satu mata kuliah di kampus. Film tadi mengambil tempat di Amerika, lupa nama kotanya. Ini mengenai kisah seorang guru dengan murid-murid kelas integrasinya (perpaduan kulit putih,hitam,asia,dll). Sangat menyentuh. Bagaimana mereka berjuang untuk paling tidak tetap hidup di hari itu sementara mereka tahu, mereka bias ditembak kapan saja,di mana saja. Di situ juga diceritakan bagaimana para kulit hitam membenci kulit putih,karena mereka menganggap bahwa kulit putih lah yang mendapatkan segalanya dan mereka tidak. Konflik yang terjadi di dalam kelas, walaupun mereka sama-sama kulit hitam, tapi mereka berasal dari geng yang berbeda, tergambar dengan sangat bagusnya. Dan disinilah, peran Mrs. G, sebagai seorang guru baru, untuk menyatukan kelasnya dan membuat mereka paling tidak,mau untuk belajar, dimulai…Dia menghadapi penolakan, ejekan, makian, protes, kritik, dan juga tekanan dari guru senior dan juga kepala sekolah karena dianggap telah melenceng dari kurikulum yang ada…Bagasimana ia bekerja mati-matian untuk mengumpulkan uang demi membelikan buku bagi murid-murudnya dikarenakan pihak sekolah tak mau meminjamkan buku baru dengan alas an takut kalau-kalu buku nanti rusak atau tidak dikembalikan.

Saya, sebagai seorang calon pendidik, sangat menganjurkan teman-teman untuk melihat,menghayati, merenungkan film tadi. Apakah kita, khususnya para calon pendidik, akan menjadi robot-robot pelaksana kurikulum saja, ataukah kita akan menjadi seorang sosok yang mencoba memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh siswa-siswa kita? Di dalam film itu, ada sebuah pernyataan yang membuat saya ingat akan diri saya sendiri

“Apakah dengan mempelajari vocabulary, grammar, sastra, akan bias manjamin saya untuk paling tidak hidup 1 hari lagi? Apakah dengan mempelajari semua itu, anda bias manjamin bahwa saya tidak akan mati ditembak hari ini?”

Yah…tontonlah saja film ini, dan komentarilah. Saya bukan hanya melihat dari segi perjuangan sang guru bahasa inggris yang memperjuangkan murid-muridnya, tapi juga saya sangat tertarik dengan para murid tadi.

Aku jadi mikir ulang kalo harus ke Amerika…Hehehe.

ps: duh, mas warnet memberi semangkuk es buah buat buka. Jadi ga enak nih...Hehehe. Wah,banyak orang yang baik padaku ya...alhamdulillah...

No comments: