Monday 5 November 2007

Menunggu ayah

Saat ini saya sedang di Warnet dekat kantor ayah. Sebenarnya bisa saja saya browsing di kantor ayah. Tapi kemudian hati saya berkata 'nggak ah'. Lagipula tarif internet juga tidak begitu mahal. Apakah saya harus menggunakan fasilitas yang bukan hak saya? Ya sudah, akhirnya saya sampai di 'pelabuhan' ini deh. Warnet Cosmo, begitu namanya.

Pertama masuk, dulu waktu saya kelas 3 SMA. Warnet ini terbilang dekat dengan kos saya waktu SMA, kira-kira 15 menit jalan kaki. Awalnya saya lebih suka di warnet satunya, namanya Laba-Laba Internet. Tapi semenjak lulus dan kuliah, saya jadi enggan untuk pergi ke sana. Aksesnya lambat sekali.

Saya melirik jam di sudut kanan bawah komputer, sudah setengah jam saya menunggu ayah yang katanya mau rapat sebentar. Ya, seharusnya saya menyamakan definisi kata 'sebentar' dulu dengan ayah saya. Karena dulu saya pernah menunggu 3 jam setelah sebelumnya ayah saya menjanjikan akan rapat 'sebentar'.

Sudahlah, hitung-hitung saya bisa buka-buka blog dan e-mail. Lihat blog, ternyata ada tambahan komentar. Seperti kata seorang teman , bagi seorang blogger, mendapat banyak komentar adalah hal yang menyenangkan. Di kampus, belum banyak teman yang nge-blog, jadi ya...beginilah keadaan blog saya. Miskin teman. Maka dari itu, berkunjunglah ke blog saya...Hehe. Maksa nih.

Empat puluh lima menit berlalu, tanda-tanda ayah akan datang belum terasa. Setelah ini saya akan benar-benar memastikan definisi kata 'sebentar' pada ayah, supaya saya tidak 'menua' di warnet gara-gara menunggu ayah yang tak kunjung datang.

ps: sebenarnya ada hal lain yang ingin saya tulis di blog saya kali ini, tapi karena situasi yang tidak mendukung, mungkin baru lain kali baru saya posting.

2 comments:

ikram said...

Wah, mestinya Dian dilahirkan sebagai anaknya Soeharto ya, supaya negara ini jadi nggak separah seperti sekarang :)

f.dian ardi wulandari said...

Ikram, kok jadi sampai Soeharto segala? Hubungannya? Kan cuma nulis aktivitas selama menunggu ayah...:p